Kamis, 17 Maret 2011

Semalam bersama Guruku …


Dengan tanpa mengurangi rasa hormat dan rasa terimakasihku kepada seluruh Bapak / Ibu guruku yang telah membimbingku, dalam kesempatan ini aku ingin menceritakan sebuah kejadian pertemuanku dengan salah satu Guru di Sekolah Menengah Teknologi Pertanian (SMTP) Sitiung ini, setelah berpisah selama 17 belas tahun lamanya.

Tulisan ini bukanlah bertujuan untuk mengkultuskan atau memuja-muja pribadi seseorang, melainkan hanya sebuah bentuk apresiasiku terhadap semua Bapak/Ibu guruku yang tercinta di sekolah ini. Sekiranya ada sesuatu yang kurang berkenan, sudilah kiranya untuk menyampaikan kritik maupun saran kepada aku, sehingga aku dapat berbenah dan memperbaiki diri.




Semalam bersama Guruku …

Ketika itu Sabtu malam minggu (23/10/2010), menjelang sebuah acara reuni di sekolahku. Kami (aku dan salah satu sahabatku Suparmanto) menyempatkan diri untuk datang satu malam lebih awal dari para undangan yang lainnya.
Kurang lebih pukul 18.30, kami berkunjung kerumah salah satu Bapak Guru kami yang telah 17 tahun berpisah. Seketika kami dipersilahkan masuk dan duduk oleh ibu (istri beliau) yang juga merupakan salah satu kakak senior kami di sekolah. Sejenak kami harus menunggu karna beliau harus sholat magrib terlebih dulu (hihi … jadi malu nih mangkir sholat hari itu).

Setelah beliau selesai mengerjakan sholat, beliau langsung keluar dan menemui kami, ada rasa keharuan mendalam yang aku rasakan pada saat itu, beliau yang telah mengajar di sekolah ini berpuluh tahun lamanya, telah banyak putra-putri bangsa yang berhasil di didiknya. Ternyata … beliau sama sekali tidak lupa dengan kami berdua, bahkan namaku pun beliau masih ingat, padahal secara pribadi beliau sama sekali tidak pernah mengajar di kelasku (lain jurusan). Sungguh … ini merupakan pukulan batin bagiku pribadi … dimana terkadang kebanyakan kita selaku murid yang telah di didik bertahun-tahun oleh seorang guru, jangankan mengingat jasa-jasa beliau, bahkan wajah atau namanya pun kita seringkali sudah melupakannya.

Setelah sesaat beramah-tamah dan saling menanyakan khabar serta kondisi keluarga masing-masing. Mulailah … tanpa diminta dan tanpa menunggu, jiwa seorang guru dan jiwa pendidik nya segera terlihat. Tiba-tiba saja meluncur kata-kata nasihat dan petuahnya, banyak nasihat berguna untuk dijalani, banyak petuah hidup layak untuk direnungkan. Ingin rasanya kucatat atau kurekam kata-kata beliau malam itu … tapi sayang semua diluar persiapan. Dengan segenap perhatian dan kemampuanku, aku mencoba mendengarkan dan menyimak segala uraian beliau.
Dengan segala keterbatasan yang ada padaku, tentunya tidak semua dapat aku rekam dengan baik dalam benakku.
Beberapa hal pokok dari nasihat beliau yang masih terekam jelas dalam ingatanku, antara lain adalah …

  1. Nak, Dalam hidup ini jika engkau ingin mencari ketenangan hidup dan Ridho ALLAH, maka ingatlah selalu 2 perkara dan lupakanlah segera 2 perkara, yaitu :
  • INGATLAH SELALU 2 PERKARA, yang pertama adalah kebaikan orang lain terhadap kita sekecil apapun itu, dan yang kedua adalah keburukan/kesalahan kita kepada orang lain sekecil apapun itu.
  • LUPAKANLAH SEGERA 2 PERKARA, yang pertama adalah keburukan/kesalahan orang lain terhadap kita sebesar apapun itu, dan yang kedua adalah kebaikan kita kepada orang lain sebesar apapun itu.
Uraian ini, meskipun bukannya hal baru bagiku pribadi, akan tetapi dikarenakan penjelasan ini disampaikan secara langsung oleh seorang Guru yang notabene sudah seperti orang tua kami sendiri ditambah lagi dengan cara penyampaian yang tepat, sungguh hati ini serasa langsung tersentuh olehnya. Mungkin kebanyakan dari kita termasuk diriku sendiri, meski telah berusaha seringkali kita baru mampu pada sebatas mengingat 2 perkara pertama, sedangkan untuk melupakan 2 perkara berikutnya bukanlah suatu perkara yang mudah, kita harus benar-benar berusaha serta dibarengi dengan niat sungguh - sunguh.

2. Empat urutan Dosa dari yang terbesar yang harus di jauhi atau segera bertaubat jika sudah terlanjur.
  • Syirik
  • Melawan Orang Tua
  • Menghilangkan nyawa (membunuh) sesama muslim
  • Berzinah
Pada point ini beliau tidak menerangkan panjang lebar tentang tiga point pertama, dikarenakan hal ini beliau anggap sudah cukup jelas. Dan beliau langsung menguraikan dan memberikan penjelasan untuk hal pada point ke empat “Berzinah”.

Banyak sekali terjadi pada para kepala rumah tangga dizaman sekarang ini, dimana demi sebuah prestise dan menjaga pandangan masyarakat mereka berupaya dengan sekuat tenaga untuk menampilkan sebuah citra keluarga yang terlihat rukun, damai dan bahagia. Tapi dibalik itu bukan sedikit yang secara tersembunyi dan secara diam-diam melakukan perbuatan – perbuatan asusila khususnya perbuatan zinah dengan orang lain.

Mungkin jika ditinjau secara duniawi ataupun hukum positif hal ini cendrung sah-sah saja selama tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Akan tetapi … dibalik itu jika ditinjau dari sisi agama, hal ini adalah merupakan dosa yang sangat besar dan haruslah dihindari ataupun jika sudah terlanjur harus segera bertaubat dengan taubatan nasuha.
Kebutuhan akan lawan jenis (pasangan) yang sesuai adalah suatu kebutuhan yang bersifat manusiawi dan tidak bisa kita pungkiri, akan tetapi jika hanya demi sebuah pandangan masyarakat dan prestise lantas kita secara diam-diam menghalalkan perzinahan, maka bersiap-siaplah kita menghadapi azab ALLAH !

Lebih baik kita “Tercela dalam pandangan masyarakat tetapi mulya di hadapan ALLAH” akan tetapi tentunya akan lebih baik lagi jika kita “Baik dalam pandangan Masyarakat dan mulya dihadapan ALLAH”

3. Salah satu profesi yang Mulya dan lebih dekat dengan ALLAH adalah “Petani”
  • Penjelasan berikut ini beliau sampaikan sehubungan dengan laporanku yang menceritakan bahwa ada beberapa teman-temanku yang tidak berkenan hadir pada acara reuni besok pagi hanya dikarenakan malu dan minder dengan profesinya yang hanya sebagai petani dan menganggap dirinya belum sukses seperti teman-teman yang lain”
Mengapa beliau mengatakan bahwa profesi sebagai petani adalah salah satu profesi yang mulya dan lebih dekat dengan ALLAH?
Petani adalah salah satu penunjang produksi kebutuhan pokok umat manusia, jelas ini merupakan suatu pekerjaan mulya.

Didalam suatu proses produksi hasil pertanian, mulai dari pembenihan/penyemaian, perawatan, dan sampai saat memetik hasil akan sangat terasa sekali adanya kekuasaan ALLAH. Sebagai contoh : ketika padi yang disemai mulai tumbuh, ketika daunnya mulai menghijau, ketika dikemudian hari bulirnya mulai menguning. Semua itu sangat dan sangat menggambarkan betapa besarnya kuasa ALLAH. Tanpa terasa ketika seorang petani mau berfikir tentang ini, ia akan senantiasa bersyukur dan akan berusaha untuk mendekatkan dirinya kepada ALLAH.

Sebenarnya pemaparan yang beliau sampaikan pada malam itu, tidaklah sesingkat uraianku ini. Akan tetapi dengan segala keterbatasan yang ada padaku, maka uraian singkat inilah yang mampu aku sampaikan untuk kita semua. Aku berharap hal yang tidak seberapa ini dapat memberikan manfaat untuk kita. Terkhusus sebagai bahan ingatan dan koreksi kehidupan bagi diriku sendiri.


Wallahu a’lam bish showab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar